AKTIVITAS ANALGETIK DAN ANTI-INFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN FALOAK (STERCULIA QUADRIFIDA R.Br)
Main Article Content
Abstract
Penggunaan obat-obatan analgetik opioid, AINS dan atau kortikosteroid untuk meredakan nyeri maupun inflamasi memiliki resiko efek samping yang cukup besar, sehingga mendorong penggunaan obat tradisional di masyarakat. Salah satu tanaman yang digunakan di provinsi NTT adalah tanaman faloak (Sterculia quadrifida R.Br). Selama ini masyarakat hanya menggunakan kulit batang faloak sebagai obat tradisional yang tentu saja bersifat destruktif terhadap tanaman tersebut, padahal daun tanaman faloak memiliki kandungan senyawa yang mirip dengan kandungan kulit batangnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah khasiat daun faloak sebagai analgetik dan anti-inflamasi. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol. Ekstrak daun faloak dosis 100, 200 dan 400 mg/kg bb diuji aktivitas analgetik peripheral dengan metode siegmund, dan analgetik sentralnya dengan metode tail immersion. Ekstrak juga diuji aktivitas anti-inflamasinya menggunakan metode induksi karagenan pada telapak kaki mencit. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun faloak dosis 400 mg/kg bb memberikan aktivitas farmakologi terbesar baik sebagai analgetik maupun anti-inflamasi yang dibandingkan terhadap kelompok control negatif (p<0.05). Khusus untuk metode siegmund dan induksi karagenan, aktivitas ekstrak dosis 400 mg/kg bb menyerupai control positif (p>0.05). Semua kelompok dosis ekstrak daun faloak memiliki aktivitas analgetic dan anti-inflamasi sehingga diharapkan dapat dijadikan alternative dalam pengobatan.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.