Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Dismenore pada Remaja Putri SMP PGRI Pekanbaru

Main Article Content

Rika Sri Wahyuni
Witri Oktaviani

Abstract

Dysmenorrhea is a state of pain in the pelvic region at the beginning of menstruation due to prostaglandin substance production. Pain usually decreases after menstruation, but in some women it is still felt during the menstrual period. 54.89% recorded the incidence of primary dysmenorrhea in Indonesia and the remainder of secondary dysmenorrheal. Many teenage girls are often absent at school and do not undergo daily activities as they must, 14% of them because they have dysmenorrhea.. One risk factor of dysmenorrhea body mass index is lean and fat. This study aims to determine the relationship of body mass index with dysmenorrhoea. This research is quantitative with cross sectional analytic design using primary data. The samples used were 61 young women taken using Proportionate Stratified Random Sampling technique. The results of the analysis of dysmenorrheal events obtained 86.9% of adolescent girls experienced the incidence of dysmenorrhoea and 13.1% not dysmenorrhoea. Chi square test showed no correlation between body mass index and dysmenorrhoea. The conclusion obtained by majority of respondents has normal BMI and majority have dysmenorrhoea but between the two variables there is no relationship.


 


Dismenore merupakan suatu keadaan nyeri didaerah panggul pada saat awal menstruasi karena produksi zat prostaglandin. Rasa nyeri biasanya berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita masih dirasakan selama periode menstruasi. Tercatat 54,89% kejadian dismenore primer di Indonesia dan sisanya kajadian dismenor sekunder. Banyak remaja putri yang sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari sebagaimana metinya, 14% diantaranya disebabkan karena mereka mengalami dismenore. Salah satu faktor resiko terjadinya dismenorea indeks massa tubuh yang kurus dan gemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan dismenorea. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain analitik crosssectional yang menggunakan data primer. Sampel yang digunakan sebanyak 61 orang remaja putri yang diambil dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji chi-square. Dari hasil analisis IMT diperoleh 62,3%  remaja putri dengan indeks massa tubuh normal, 32,8% kurus dan 4,9% gemuk. Hasil analisis kejadian dismenore diperoleh 86,9%  remaja putri mengalami kejadian dismenorea dan 13,1% tidak dismenorea. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan indeks massa tubuh dengan dismenorea. Kesimpulan yang diperoleh mayoritas responden memiliki IMT normal dan mayoritas mengalami dismenorea tetapi antara kedua variable tidak ada hubungan

Article Details

Section
Articles