Hubungan Asupan Vitamin B12 dan Asam Folat dengan Fungsi Kognitif Lansia
Main Article Content
Abstract
This study used an analytic survey method with a cross sectional approach. The number of respondents in this study was 64 respondents. Data collection of vitamin B6, vitamin B12 and folic acid was measured by using a Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) and the cognitive function was measured using the Mini Mental State Examination (MMSE). Statistical analysis used Chi-Square and logistic regression risk factors. Elderly with impaired cognitive function was (70.3%). The test results using Chi-Square showed a significant value of vitamin vitamin B12 intake p = value 0,011 OR = 5,139. While the folic acid variable (p value 1.000), gender (p value 1.000), age (p value 0.342), education (p value 1.000) and domicile (p value 0.420) had no significant relation with cognitive function of the elderly. Based on logistic regression risk factors analysis there was a relation between the intake of vitamin B12 and Folic Acid after being controlled with age and education of the elderly. Most of the elderly suffered from impaired cognitive function. This was caused by low intake of vitamin B12 and folic acid. Besides the majority of elderly had low education which leads to lack of knowledge on the importance of vitamin B12 and folic acid, therefore the intake was low.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan vitamin B12 dan asam folat dengan fungsi kognitif lansia. Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden penelitian sebanyak 64. Pengambilan data vitamin B6, vitamin B12 dan asam folat diukur dengan menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionaires (SQ-FFQ) dan fungsi kognitif diukur dengan menggunakan Mini Mental Examination (MMSE). Analisis statistik yang digunakan adalah Chi- Square dan regresi logistik faktor risiko. Lansia dengan gangguan fungsi kognitif sebesar (70,3%). Hasil uji dengan menggunakan Chi-Square menunjukkan nilai yang signifikan adalah asupan vitamin B12 p = value 0,011 dengan OR = 5,139. Sedangkan pada variabel asam folat (p value 0,718), jenis kelamin (p value 1,000), umur (p value 0,342), pendidikan (p value 1,000) dan tempat tinggal (p value 0,420) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan fungsi kognitif lansia. Berdasarkan uji regresi logistik faktor risiko terdapat hubungan yang signifikan asupan vitamin B12 dan asam folat setelah dikontrol umur dan pendidikan lansia. Sebagian besar lansia mengalami gangguan fungsi kognitif. Hal ini disebabkan oleh rendahnya asupan B12 dan asam folat. Disamping itu pendidikan lansia mayoritas rendah berakibat rendahnya pengetahuan tentang pentingnya B12 dan asam folat sehingga asupannyapun rendah.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.