EFEKTIFITAS BUAH SEMANGKA MERAH ( CITRULLUS VULGARIS ) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
Main Article Content
Abstract
ABSTRACT
World Health Organization (WHO) data shows that around 972 million people worldwide or around 24 % of the world’s population suffer from hypertension with ratio 26,6 % of men and 26,1 % of women. This figure is likely to increase to 29,2 % the years 2025. The purpose of this study was a determine the effect of red watermelon Citrllus Vulgaris) on reducing blood pressure in the eldery in the area of health center in Siak Hulu II in 2020. This research method uses the Quasy-experimental design method, one group pretest-posttest. The population of this study was 46 elderly hypertension, with a total sampel of 15 people taken by consecutive sampling technique. Data collection was done by observing blood pressure before and after the intervention, whichis done for 7 consecutive days. Blood pressurdata were analyzed using wilcoxon with p value < 0,05. The results showed that there were differences in average blood pressure of systole and diastole before being given a watermelon, that is 146,00/93,33 mmHg, and the differences in average blood pressure of systole and diastole before being given a watermelon, that is 136,00/88,67 mmHg. The results of the Non Parametic the showed that p value= 0,025 < α= 0,05, so that Ho was rejected Ha was accepted, it can be concluded that there is an effectiveness of red watermelon (citrullus vilgaris) to recude blood pressurein old age.
Keywords : Red Watermelon Fruits (Citrullus Vulgaris) , Blood Pressure, Eldery
ABSTRAK
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan, bahwa sekitar 972 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 24 % penduduk dunia mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6 % pria dan 26,1 % wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % ditahun 2025. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas buah semangka merah (citrullus vulgaris) terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu II Tahun 2020. Metode penelitian ini menggunakan metode rancangan Quasy-eksperimen, one group pretest-posttest. Populasi dari penelitian ini adalah 46 lansia hipertensi, dengan jumlah sampel 15 orang yang diambil dengan teknik Consecutive Sampling. Pengumpulan data dengan observasi tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi, yang dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Data tekanan darah dianalisa menggunakan Uji Wilcoxon dengan p value < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberikan buah semangka yaitu 146,00/93,33 mmHg, dan perbedaan rata-rata tekanan darah sistol dan diastol sesudah diberikan buah semangka yaitu 136,00/88,67 mmHg. Hasil uji Non Parametik didapatkan p value= 0,025 < α= 0,05 sehingga Ho ditolak Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa ada efektifitas buah semangka merah (citrullus vulgaris) terhadap penurunan tekanan darah pada lansia.
Kata Kunci : Buah Semangka Merah (Citrullus Vulgaris) , Tekanan Darah, Lansia
PENDAHULUAN
Tekanan darah merupakan salah satu indikator penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena tekanan darah yang tinggi (hipertensi) dalam jangka panjang akan menyebabkan perenggangan dinding arteri dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Pertambahan tekanan darah seiring bertambahnya umur, dari umur 55-74 tahun, lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi (Triyanto, 2014).
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan, bahwa sekitar 972 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 24 % penduduk dunia mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6 % pria dan 26,1 % wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % ditahun 2025. Pada saat ini, dari 972 juta orang pengidap hipertensi, 333 juta orang berada di negara maju dan 639 orang berada dinegara sedang berkembang, termasuk Indonesia (Haerudin, 2014).
Berdasarkan (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
Di Provinsi Riau, hipertensi menempati urutan ke enam (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2013). Salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang juga mengalami peningkatan kasus hipertensi yaitu Kota Pekanbaru, kasus hipertensi bulan Januari– Desember 2017 sebanyak 35.090 kasus. Hipertensi menempati urutan kedua setelah ISPA sebagai penyakit terbanyak di Pekanbaru (Dinkes kota Pekanbaru, 2017).
Penelitian Framingham, menyebutkan bahwa pada umur lebih muda dari 60 tahun prevalensi hipertensi sebesar 27% dan
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.